Wednesday, June 03, 2009

Scholarships

Are you interested studying at James Cook University or other universities in Australia under scholarships? You can try the scholarships that fall under AusAID (e.g. ADS and ALA); the website is http://www.ausaid.gov.au/scholar/default.cfm. For the Endeavour Postgraduate Awards scholarship you should look at http://www.endeavour.deewr.gov.au/international_applicants. Some more infos about the different scholarships are below (compiled by Ms Katherine Elliot, International Student Center, James Cook Universities).
Australian Development Scholarship (ADS)
To obtain information about AusAID and the ADS program please contact the AusAID Post located in Jakarta. Their contact details are:
ADS Scholarship Inquiries
Gedung Wira Usaha, 2nd floor, Jl. HR. Rasuna Said Kav.C-5 Kuningan,
Jakarta Selatan 12940
INDONESIA
Tel: +62 21 527 7648
Fax: +62 21 527 7649
Email: info@adsjakarta.or.id
Website: http://www.adsindonesia.or.id/

Tropical Ecology, Conservation Biology dan Tropical Plant Sciences

Sekarang saya kebetulan sekali lagi ngambil Tropical Ecology di JCU
itu sesuai basic minat saya di ekologi tumbuhan.

Mmm sistem pembelajaran; di Australi, rata-rata ada 2 sistem, yang coursework sama yang by research.

Yang Master by coursework itu di JCU gelarnya jadi M.App.Sc (Master of Applied Science), n sebagian besar waktunya diabisin dengan kuliah, praktikum n assignments, terutama di 2 semester awal. Oh iya, untuk program ini, waktu belajarnya hanya 1,5 tahun. N maksimum 4 mata kuliah per semesternya, mengingat begitu banyaknya volume tugas n praktikum...ada kesempatan ambil kuliah intensif untuk subject2 tertentu juga di semester pendek (pas liburan semester-an...samalah kayak di Indo )

Tuesday, June 26, 2007

Sarden Indo ala Farida cute

Beragam brand Sarden tapi salah satu yang mendekati lidah Indonesia adalah John West-Scottish Sardines in tomato sauce (bisa beli di Woolworth)

Bumbu: bawang merah, tomat dan cabe merah/cabe rawit

(Kesan Tony, mhsw baru, malam ke-2 di Townsville: beruntung bisa dinner di rumah Mba Ida dan sambil nonton Mba Ida beraksi di dapur goreng-goreng oseng-oseng goyang-goyang.. wah ternyata memberiku inspirasi memasak itu mudah apalagi makannya hehe..)

Thursday, December 28, 2006

Jalan-jalan di Australia

Jalan-jalan di Australia sangat mengasyikkan. Untuk yang punya waktu lebih dan tidak senang terikat dengan tur-tur yang seringkali kesannya terburu-buru, jalan-jalan sendiri menggunakan bis, kereta atau menyewa mobil sangatlah mudah. Apalagi, alfabetnya sama alias pakai A, B, C bukan huruf kanji atau huruf lainnya yang sulit dimengerti. Yang penting tidak buta huruf dan bisa baca peta … dijamin aman. Selama tinggal di Australia hampir selama 4 tahun, lumayan banyak tempat yang kami kunjungi. Semuanya menggunakan mobil sendiri, sehingga kalau ditotal selama 4 tahun mungkin kami sudah menjelajahi hampir 20.000 km!... selengkapnya di blog Mirza Kusrini, alumni PPIA JCU

ala KFC

Bahan:

-daging ayam/ikan 'freshwater'/udang
-tepung terigu

Bumbu:

-garam
-Chinese spice

Cara memasak:

-buat adonan 'kering' terigu buat 'kulit' masukan plastik makanan
-masukan potongan daging/ikan ke dalam plastik berisi terigu tersebut, kocok-kocok sampai tertutupi terigu

Tips menggoreng:

-tunggu minyak goreng panas
-masukkan bahan satu per satu--diamkan (bisa ditinggal nonton/baca buku)--sampai bagian atas terlihat menguning, baru dibalik
-sisa yang bahan bisa masukkan fridge, saat akan makan tinggal goreng, jadi bisa disajikan hangat-hangat... siiiiip... dengan... chips (bikinan sendiri) dan...
saus tomat..

Kontributor: Bu Eko

Wednesday, December 27, 2006

Travel Jakarta/Denpasar-Townsville


  • Ntar itinerary-nya mohon kasih tahu ke contacts PPIA dan AusAID ALO agar bisa di-arrange penjemputannya..


  • biasanya students baru cenderung merasa 'safe' jika ngantri di CUSTOM untuk declare barang bawaan.. just beware, antriannya biasanya cukup panjang dan bisa take time 2 jam (dari lapor imigrasi sampe Custom, di Sydney airport), jadi kalo masih bisa, tawar-tawar aja ke ADS, minta yang transit di Sydney nya 3-4 jam, kalo 2 jam bisa miss next flight, tentunya jadi kerepotan ngasih khabar ke kita bahwa akan datang terlambat.. atau utk menyingkat waktu custom, barang2 yang siap declare pisahkan dalam satu hand bag/space tas, trus kalo petugasnya tanya "what is in the other bags?" kasih mereka kata-kata yang meyakinkan bahwa kita udah prepared tas khusus utk semua yang di declare trus kalo perlu sambil describe barang yang mungkin meragukan (biasanya kalo gini petugasnya juga seneng, nunjukin kita aware dan appreciate ama rule mereka).. soalnya pernah kejadian karena kita 'pasang' wajah 'meragukan' trus semua tas deh dibongkar, yaaaa missed flight..
  • kalo ntar miss flight, jangan nervous ya.. contact PPIA/International Student office (so.. siapin handy details contact mereka)
  • so dari sekarang SIM card hp nya e.g. Simpati, mentari dsb, disetting untuk roaming. Untuk pengguna Simpati silahkan dateng ke GRA PARI utk register HP kita ke, mnta supaya bisa dipakai di Australia. Ntar nyampe Australia, hp nya jadi udah ready.


  • kalo tiba-tiba hp nya rewel..utk khabari delay ke kita:


    1. di Sydney tanya Security/information center minta ditunjukkan mana "internet corner/spot", kalo orangnya gak ngerti juga selalu berusaha describe problem dan keinginan kita dengan jelas (pssst orang Australian sini kadang gak butuh "speak clearly" tapi "speak loudly" ) biasanya sih mereka suka nanya kita dari mana trus dibawalah kita ke security (misal) who can speak Indonesian .. so problem apa pun "help will be always there", jangan panic yaa. kalo udah masuk milis, semua PPIA-ers bakalan baca! kabari kami 'status' kalian.
    2. sampe Brisbane, bisa telp coin:
      • International Student Office/Alex Salvador/Cinzia/Katherina: 4781 5766 atau contacts PPIA (so siapin/simpan handy nomor kenalan di PPIA)
      • pake telp coin nya juga jangan panic : angkat dulu gagang telponnya baru masukin coinnya: 20 cent cukup.. cara dapetin coin, bisa jajan dulu trus terus terang minta kembalian coin bilang aja untuk telpon.. atau pergi ke "Travelex" untuk tukar uang ke petugasnya..


Happy travelling...

Packing


  • saat kita mulai merasa "bawa ah, takut di Australia gak ada atau mahal..", sebaiknya barangnya gak usah dibawa hehe..
  • yg crucial biasanya: obat-obatan/kosmetik spesifik, soalnya menyangkut kecocokan hehe.. ini pun secukupnya aja.. karena kalo obat2an komersil di sini juga banyak..
  • baju? wah secukupnya aja, orang sini 'casual' aja, beda ama Sydney/Melb, jadi pakaian resmi macam blazer gak perlu.. wong di sini dosen pada pake celana pendek- kemeja robek-robek lusuh kumel hehe.. masak kitanya cantik-manis hehe..
  • pakaian daerah/batik silahkan bawa 1 set, soalnya di sini kita biasa pinjem2an supaya gak bosen hahaha..
  • Makin menarik baju daerah yang dibawa (misalnya baju bodo lengkap dengan hiasan kepala dan kalung dan gelang), semakin besar kemungkinan kita nongol di koran.
  • suvenir buat supervisor atau orang special lainnya buat pas ntar kita selese study, boleh juga.. meskipun keperluannya masih lama tapi gak papa disiapin daripada nyesel..
  • yang suka berkesenian.. express yourself! di sini tempatnya.. di Indonesia mana sempat hehe.. (liat folder "cultural performance" di blog Dian ); atau liat category "manggung" di blog PPIA)

FAQ's - Travel Jakarta/Denpasar-Townsville

1. Berapa lama kiranya mba perjalanan dari jakarta - townsvile (normaly)?
Siap-siap aja, biasanya dari Jakarta pukul 21.00 WIB, nyampe Sydney jam 06.15 am= 9 jam tapi beda waktu ‘kan 3 jam, jadi ya sebenarnya lamanya= 6 jam aja, terus custom dan transit Sydney mungkin 2-3 jam, biasanya jam 09.00 am terbang Sydney-Brisbane=2.5 jam, transit 2 jam lagi, trus Brisbane-Townsville=3 jam, nyampe Townsville jam 4 pm, so kalo kita total-total, waktu perjalanan kita plus transit-transitnya ya=dari 21.00 pm Jakarta – 4 pm Townsville = 16 jam
So, disarankan tidur cukup, makan cukup, fit, utk persiapan perjalanan yaaa…


2. Berapa besar mba minimum cash yg kiranya harus kubawa ?
Biasanya karena kita datangnya sore,baru besoknya kita ke kampus urus2 keuangan ama AusAID, tapi para landlord juga maklum boleh bayar besoknya malem. Berdasarkan pengalaman terkini (2009) jumlah yg aman dg segala hal-hal unpredictable (misalnya aktivasi account di bank) di saat awal datang adalah sekitar $500 jangan lupa siapkan juga pecahan ke $20, $10 atau $50. Namun jika hal-hal yg tidak diinginkan terjadi, AusAID atau PPIA siap memberikan pinjaman.

FAQ's - Komunikasi

1. Mengenai kartu sim card hp selama di sana, no hp indo msh bisa dipakai?
Bisa, tapi dari Indo harus set dulu ke “International Roaming SMS” caranya kalo tanya2 aja di Indo, trus handphone di bagian “Connection” set ke “manual”, nyampe sini pilih operator “Optus” karena HP langsung otomatis nyari operator sendiri, yang ngisi pulsa tentu saja teman/saudara kita yang ada di Indonesia

kalau iya bagaimana cara isi ulang pulsanya ya ?
tapi, lama-lama kita akan merasa itu mahal, jadi mending beli kartu sini aja, beli paliing Cuma $25-30 aja, harga sms 25 cent/160 kata/domestic atau 35 cent/160 kata/internasional plus FREE CALLS sesama OPTUS, atau seperti yang aku pake “OPTUS TURBOCHARGE” yang kalo aku isi ulang pulsa seharga $30 aku bisa dapet “$120”, operator lain ada juga seperti VODAPHONE dan TELSTRA tapi yang paling murah dan kita banyak pake ya “OPTUS”

2. kalau ndak, alternatifnya adl beli sim card lokal ya mba? dan sistem penggunannya sama dgn sim card yg selama ini da di indo (pasca bayar & voucher) atau ada sistematika lain??
yang kutahu, Indonesia ‘kan belum biasa ada fasilitas “FREE CALL”, paling-paling baru MENTARI ya yang berani, kalo PASCA BAYAR di sini radha susah karena sistem kontrak dan harus punya kartu kredit..

FAQ's - Akomodasi

1. Pertimbangan memilih akomodasi
jujur, sebagai awal aku lebih senang tinggal bersama keluarga (homestay)
Iya nih, yang kita siapkan emang yang homestay, yang ada landlordnya, jadi bisa practise bahasa Inggris juga..
karena bayanganku tidak akan terlalu repot karena banyak hal sudah tersedia
Iya, kita pilihin yang ‘furnished’ (sudah ada perlengkapannya), namun harus aware, biasanya kamar mandi dan dapur itu share ama anak kost lain atau share ama Landlord/Landlady.
dibandingkan apabila tinggal diasrama atau kontrak.
Asrama di sini “furnished” juga kok.. kalau “kontrak” ada yang “furnished” ada yang “unfurnished” tapi berdasarkan pengalaman kita semua di sini gak susah cari barang yang secondhand utk ngisi rumah banyak yang murah bahkan gratisan dan kondisii nya masih bagus
tapi, ini hal penting juga yang aku mau tahu.

2. Ditempat yang sudah kubooking itu, sewa yang diberikan mencakup fasilitasi apa aja ya ?
furnished”, $75/week, gak ada AC, kipas angin ada, tapi ntar kalo mo pasang AC juga boleh, ntar jadi dinaikin jadi $85/week (harga umum pasaran kok, gak mahal), TV nonton bareng ama land lord tapi kalo mo beli yang secondhand banyak juga kok..

3. Apakah mereka terapkan aturan tertentu (jam malam atau batasan pemakaian alat2 elektronik tertentu untuk penyewa kamar?
Gak ada, elektronik bebas pake aja, hampir semua homestay di sini, harganya udah include bayar listrik

4. Apakah ada free kabel tuk kita, mba?
Kabel apa ya? Kalo colokan ada, kalo kabel2 utk electronical appliances yang kita punya sih beli sendiri

5. Keluarga ini kiranya sudah sering menerima kedatangan mahasiswa asing, yang mau aku tanya mereka terbiasa dengan mahasiswa dari beragam latar belakang budaya atau selama ini si landlord hanya punya anak2 kos dari indo aja?
Udah biasa menerima international students, tenang aja..

6. Sekarang ini ada berapa banyak anak kos yg tinggal bersama keluarga di tempat mba Di, mereka berasal dari mana ?

7. Landlord ini punya peran terbatas atau luas ? maksudnya apakah dia hanya exixt sebagai penyewa dan punya hub yg biasa dgn anak2 kostnya atau landlord ini punya peran lain sbg ibu dari anak2 kostnya dan menjadikan anak kost sebagai bagian dari keluarga yang sesungguhnya ?
Semua tempat yang kita pilih, keluarga Philippina, emang banyak orang Philipina yang punya usaha kost-kostan di sini, kalo pingin dapet keluarga Australian, tunggu 3-6 bulan dulu deh abis itu cari2 sendiri ntar tempat kost lainnya.. kalo keluarga Asia ya kita gak terlalu Cultural Shock, kalo keluarga Australian yaa siap-siap Cultural Shock hehe.. di sini orang terbiasa “individualism” jadi gak terlalu menganggap kita keluarga banget, cukup hubungan pemilik rumah dan anak kost..

8. Keuntungan yang mba Di peroleh selama tinggal di tempat ini apa aja (selain dekat dgn shopping mall, bus stop, practise english) ?
ini aja sudah cukup sebagai suatu keuntungan, namanya di negeri orang, keuntungan dan kerugian selalu berimbang dimana pun kita berada, selalu ada problem, namanya juga hidup, tapi karena kita sudah dewasa, bukan anak S1 lagi, hendaknya menerima lapang dada keuntungan-kerugian dan problem sebagai bagian utk memperkaya pengalaman hidup, kalo gak kerasin terus pindah ‘kan adaptasi lagi, aku paling males kalo harus adaptasi lagi, takes time dan,
sudah berapa lama mba?
Aku pertama datang maunya tinggal sendiri, dan ama orang Australian, jadi pertama datang, 2 minggu numpang dulu di rumah student Indonesia, baru cari tempat tinggal sendiri, aku pilih Granny Flat dan ama orang Australian landlord/landladynya, hmmmm kebetulannya aku sakit, dan bahasa Inggris gak improve karena tinggal sendiri, dan landlord Australian-nya cukup “individualis” (teman-teman lain, apa ya istilahnya?) sedih loo sakit di negeri orang dan tinggal sendirian pula, so aku cuma tinggal 9 bulan, trus pindah ke yang banyak anak kostnya dan ada orang Indonesianya, biar gak terlalu sedih kalo sakit.. the rest and the last aku tinggal di sini.. dan balik lagi ke sini..

9. Apakah ada pertimbangan yang signifikan antara tinggal di asrama kampus dengan kost bersama keluarga ?
dimana pun ada kekurangan dan kelebihan, dimana pun ada problem, so, pertimbangan yang significant,
Asrama kampus: enak sih deket kampus, mahal bisa sampe hampir $200/week, tapi mo belanja jauh, harus pake bus

10. Btw, si landlornya itu single / married / punya anak / and usianya berapa?

11. Kalau nggak keberatan, aku mau dengar cerita mba Di mengenai tempat tinggal yang sedang dihuni sekarang ini, bukan hanya dari segi positif value, tapi dari segi kekurangan yg dirasakan selama ini, boleh donk berbagi ya....
Kekurangan: repot ganti2 teman kost mlulu, padahal belum tentu mereka nih ngerti kebersihan, jadi problemnya cuma di seputar berlapang dada aku harus bersih2 melulu.. hmmm padahal udah ada roaster..

FAQ's - Mobil pribadi

1. Kondisi mobil second disana bagaimana ? dari segi perawatan, apakah masih terbilang normal / wajar, atau justru mobil second yang membawa bencana (bobrok)?
Beda ama Indonesia, dengan adanya aturan “roadworthy” (mobil memenuhi syarat kelayakan jalan, otherwise harus direparasi dulu mesin-mesinnya)

2. "roadworthy", artinya itu apa ya ? dan apakah setiap pembeli harus menanggung biaya itu ?
Tergantung, kalo beli mobil gak pake road worthy ya berarti kita yang tanggung, so utk amannya, kalo beli mobil yang sudah ada roadworthynya

3. Apakah memang memiliki mobil menjadi hal yang diperlukan ? Bagaimana dengan motor ??
Tergantung.. dulu S2 ku ‘kan bersepeda ria dan ber bus ria.. Waaahh.. harga motor sama ama mobil.. kalo bergantung ama bus.. harus sabar ama ‘waiting’..

FAQ's - Transportasi

1. Keterbatasan trayek2 kendaraan umum disana membuat aktivitas sedikit terhambat, namun apakah trayek2 yg tdk diliwati oleh kendaraan umum tsb adlah trayek yang dijalankan mahasiswa pada umumnya atau trayek tsb sebenarnya hanya berlaku pada mahasiswa dengan jurusan tertentu atau bahkan sama sekali tidak ada hubungannya dengan aktivitas perkuliahan mahasiswa ?
Trayek gak ada hubungan ama study.. kalo ke kampus selalu ada bus jurusan ke kampus.. hanya banyak student yang mempertimbangkan sayang keluar ongkos bus, karena pp Kampus-Stockland (main places to live/homestays) $ 2.10/hari x 5 hari/week x 4 week/bulan=$40, udah harga sepeda deh, jadi beberapa student memutuskan beli sepeda atau mobil (catatan: biaya pemakaian mobil perlu kita pikirkan juga).. Mahasiswa yang penelitian, malah bisa pake mobil kampus utk penelitian ke lapangan..

FAQ's - Lain-lain

1. Mengenai mobilitas kita sebagai mahasiswa pastinya berbeda2 (apalagi kalau kita juga punya part time job), tapi kalau dipandang secara umum, mobilitas yang dilakukan dalam setiap harinya dinilai sebesar apa ?
Tugas utama, tentu saja study.. kalo udah musim kuliah, dan kita fulltime student, yaa hampir tiap hari ke kampus, kuliah atau tutorial/praktikum.. Weekend kita Sabtu-Minggu.. yang seneng kerja part-time biasanya ambil Sabtu-Minggu, kalo kita harus shopping tuk keperluan hari-hari boleh Sabtu-Minggu atau hari biasa karena shopping center utama seperti Coles dan Woolworth buka sampe 9 pm… Kebutuhan kerja part-time dan kegiatan social tergantung masing-masing pribadi..

Contributor: new students, Dian, ...

Kerja part-time/casual

TIPS:

-pada dasarnya tugas utama yaa 'belajar'

Nyari kerja juga gampang2 susah. Buat yang students, kita cuman diperbolehkan bekerja selama 20 hs/week, dan unlimited time sewaktu libur. Ada beberapa pekerjaan yang jadi favorit students/spousenya: kitchen hands/deliverer, deliver junk mail/Koran, petik mangga (desember), dan packing telur.

kontributor: Ghita

Akomodasi

TIPS:

-apa pun tipe akomodasi, pasti ada kekurangan dan kelebihannya
-biaya akomodasi di Townsville termasuk murah

Soal akomodasi…gampang2 susah. Gampang buat yang single tapi susah buat yang berkeluarga. Untuk yang berkeluarga, sejak Rusaini pulang kampong , saat ini sudah semakin sulit mencari temporary accommodation buat family jadi di SARAN kan untuk datang sendiri dulu biar bisa nyari2 akkomodasi yang sesuai untuk keluarga.
Untuk single, kost2an di sekitaran JCU banyak, mulai dari daerah Riverside Garden, Douglas, Annandale, Cranbrook, dan Aitkenvale. HArga rent perkamar berkisar $75-$100/week tergantung dari fasilitas kamar dan rumahnya. Tapi rata2 kamar yang di rent ma students Indonesia sekitar $85/week (itu dah berAC).

kontributor: Ghita

Transportasi

TIPS:
-siapkan SIM dari Indonesia (sekaligus untuk suami/istri Anda)

Nah…ini dia yang harus diingat baek-baek!!! Public transport di Townsville hanya BUS…! Itupun dengan route terbatas dengan harga yang tidak murah. Nah alternativenya: pake mobil atau sepeda. Motor gak umum n mahal bok..! Untuk yang berkeluarga biasanya memilih membeli mobil, yang single biasanya pilih bersepeda. Bagi yang gak bisa nyetir yah…terpaksa harus belajar nyetir. Sebaiknya bagi yang belum nyetir, selagi di Indonesia belajar nyetir deh!! Dan jangan lupa bawa SIM A anda. Di sini kita bisa menggunakan SIM Indonesia. Nah…bagi yang tidak bisa nyetir, doesn’t matter, tetap lah berusaha tuk punya SIM (nembak maksudnya…hahaha! Sorry ngajarin dijalan yang salah!) soalnya suatu waktu anda bisa saja diharuskan bisa nyetir (misalnya klo nyari kerja!) dan harus belajar nyetir disini. Banyak kok yang begitu….

--SIM, karena sistem driving kita sama dg Australia, jadi asal begitu sampe sini di translate, SIM kita akan berlaku juga di sini..; kalo sempet belajar nyetir--sempetin pliis.. kalo gak sempet, bisa belajar di sini tapi SIM nya harus punya ya..

--transportasi: banyak juga yang pake sepeda, tapi kalo yang gampang kecapekan bisa naik bus atau punya mobil sendiri; karena jadwal bus nya jarang dan trayek/route coverage nya kurang luas; keuntungan mobil sendiri bisa utk 'kerja part time'.. mengingat problem transportasi.. bagi yg punya suami dan ntar akan jadi dependant bagus juga utk dipertimbangkan..

--mobil secondhand; kisaran harganya rata-rata 1000-3000 tergantung ada road worthy nya atau tidak, ada rego-nya atau tidak; boleh dimiliki bersama (iuran); cara ngedapetinnya: dari advertisement board atau newspaper atau dari temen2 PPIA yang mau pulang for good/sudah selesai study

kontributor: Ghita, Dian

Cuaca

TIPS:

-jangan khawatir soal cuaca, kurang lebih 'tropis' seperti Indonesia


Soal cuaca? ..biasa aja..biasa puanassssss, biasa humiddd…! Berhubung isu global warming…cuaca gak normal lagi, lately. Biasanya pas summer hujan sering turun, klo winter..rumput jadi kering, pegunungan jadi coklat. Tapi sekarang, hujan malas sekali muncul padahal udah summer, eh..pas winter..hujan sering bertamu. Temperature rata2 sih 32-33dc, puncaknya biasanya 37, pernah sih 41dc. Winter?? Gak dingin2 amat, terendah 10dc itupun paling cuman sehari dua hari aja. Jadi gak usah bawa jaket yang tebal2 amat. Cukup sweater atau jaket tipis/sedang.

kontributor: Ghita

About Townsville

Townsville adalah ibu kota Queensland bagian Utara. Letaknya hampir di tengah-tengah antara Brisbane and Cape York (paling ujung utara Queensland. Tapi jangan membayangkan jarak yang dekat yah…!. Waktu tempuh Brisbane-Townsville via airplane: 1 jam 45 menit, klo naik kereta 12 jam (tapi pake singgah2 ding…).
Jangan membayangkan Townsville seperti kota2 di luar negeri ya? Kalian akan kecele…hehehe (Masih ada suasana luarnegerinya ding, karenabahasanya beda). Gak ada itu yang namanya gedung pencakar langit…bangunan gak boleh lebih tinggi dari pohon kelapa..hahaha yang ini just kidding. Sebelum kesini, bayangin atau jalan2 dulu ke daerah Sulawesi atau Sumatera. Rumah2 di Townsville sini umumnya seperti rumah2 di daerah sono, rumah kayu dan bertingkat. Suasananya sepi (klakson saja jarang bunyi, ups!!), tidak diwarnai kemacetan lalulintas, teratur dan bersih.

kontributor: Ghita, Icha